Lies or TRUTH |
(1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;
(2) kesesuaian antara informasi dan kenyataan;
(3) ketegasan dan kemantapan hati; dan
(4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.
Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu degan sesungguhnya dan apa adanya, tidak di tambahi ataupun tidak dikurangi. Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat dan sikap ini merupakan prinsip dasar dari cerminan akhlak seseorang. Jujur juga dapat menjadi cerminan dari kepribadian seseorang bahkan kepribadian bangsa. Oleh sebab itulah kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia.
Pembagian Sifat Jujur.
Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (siddiq) sebagai berikut.
1. Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi
seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena
Allah Swt.
2. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima
dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara
perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang
menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai
dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati
janji termasuk jujur jenis ini.
3. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh sehingga
perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan
menjadi tabiat bagi dirinya.
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran
karena jujur identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah
Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzab:70)
Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya karena
sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan
perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di lidah dan apa
yang diperbuat. Allah Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman!
Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu)
sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan.” (QS. as-Shaff:2-3)
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2016/11/pengertian-jujur-dan-macam-macamnya.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2016/11/pengertian-jujur-dan-macam-macamnya.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Pembagian Sifat Jujur.
Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (siddiq) sebagai berikut.
1. Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi
seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena
Allah Swt.
2. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima
dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara
perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang
menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai
dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati
janji termasuk jujur jenis ini.
3. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh sehingga
perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan
menjadi tabiat bagi dirinya.
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran
karena jujur identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah
Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzab:70)
Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya karena
sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan
perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di lidah dan apa
yang diperbuat. Allah Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman!
Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu)
sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan.” (QS. as-Shaff:2-3)
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2016/11/pengertian-jujur-dan-macam-macamnya.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2016/11/pengertian-jujur-dan-macam-macamnya.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Pembagian Sifat Jujur.
Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (siddiq) sebagai berikut.
1. Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi
seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena
Allah Swt.
2. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima
dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara
perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang
menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai
dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati
janji termasuk jujur jenis ini.
3. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh sehingga
perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan
menjadi tabiat bagi dirinya.
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran
karena jujur identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah
Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzab:70)
Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya karena
sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan
perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di lidah dan apa
yang diperbuat. Allah Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman!
Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu)
sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan.” (QS. as-Shaff:2-3)
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2016/11/pengertian-jujur-dan-macam-macamnya.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2016/11/pengertian-jujur-dan-macam-macamnya.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Pembagian Sifat Jujur.
Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (siddiq) sebagai berikut.
1. Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi
seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena
Allah Swt.
2. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima
dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara
perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang
menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai
dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati
janji termasuk jujur jenis ini.
3. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh sehingga
perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan
menjadi tabiat bagi dirinya.
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran
karena jujur identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah
Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzab:70)
Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya karena
sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan
perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di lidah dan apa
yang diperbuat. Allah Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman!
Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu)
sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan.” (QS. as-Shaff:2-3)
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2016/11/pengertian-jujur-dan-macam-macamnya.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2016/11/pengertian-jujur-dan-macam-macamnya.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Macam macam sifat jujur :
Pembagian Sifat Jujur.
Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (siddiq) sebagai berikut.
1. Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi
seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena
Allah Swt.
2. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima
dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara
perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang
menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai
dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati
janji termasuk jujur jenis ini.
3. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh sehingga
perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan
menjadi tabiat bagi dirinya.
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran
karena jujur identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah
Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzab:70)
Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya karena
sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan
perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di lidah dan apa
yang diperbuat. Allah Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman!
Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu)
sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan.” (QS. as-Shaff:2-3)
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2016/11/pengertian-jujur-dan-macam-macamnya.html
Terima kasih sudah berkunjung.Macam-Macam Jujur
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2016/11/pengertian-jujur-dan-macam-macamnya.html
Terima kasih sudah berkunjung.Macam-Macam Jujur
1.Jujur dalam niat dan kehendak.
Ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal tercampuri dengan
kepentingan dunia, maka akan merusakkan kejujuran niat, dan pelakunya
bisa dikatakan sebagai pendusta.
2.Jujur dalam ucapan.
Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali dengan
benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran
yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran.
3.Jujur dalam tekad dan memenuhi janji.
Contohnya seperti ucapan seseorang, “Jikalau Allah memberikan kepadaku
harta, aku akan membelanjakan semuanya di jalan Allah.” Maka yang
seperti ini adalah tekad. Terkadang benar, tetapi adakalanya juga
ragu-ragu atau dusta.
Dalil dalil tentang sifat jujur :
1. Surah At-Taubah ayat 119
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah SWT, dan hendaklah bersama orang-orang yang benar.
Dari ayat tersebut Allah menganjurkan kita agar selalu berbuat benar,
berkata benar dan juga selalu bersama dengan orang yang benar perkataan
dan perbuatannya.
2. Surah Az-Zumar ayat 33
وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Dan orang yang membawa kebenaran (Nabi Muhammad) dan membenarkannya, maka mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Allah akan mengangkat orang yang bertakwa kepada-Nya, yakni yang
mengerjakan yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Karena itu jujur merupakan sikap terpuji yang dianjurkan oleh Allah SWT.
3. Surat An-Nahl ayat 105
إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ
“Sesungguhnya yang mengadakan kebohongan ialah orang yang
tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka adalah orang yang
pendusta.”
Umat Islam memiliki kitab suci Al-Quran dan sudah sepatutnya kita
menjadikan Al-Quran sebagai pedoman dalam hidup, karena itulah kita
harus percaya pada ayat Al-Quran termasuk ayat yang menganjurkan kita
untuk selalu bersikap jujur dan tidak berdusta.
4. Surat Az-Zumar ayat 60
وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّهِ
وُجُوهُهُمْ مُسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى
لِلْمُتَكَبِّرِينَ
“Dan pada hari kiamat, kalian akan melihat orang-orang yang
berbuat dusta terhadap Allah yakni mereka mukanya menjadi hitam.
Bukankah dalam neraka Jahannam itu terdapat orang-orang yang
menyombongkan diri.”
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa orang yang berbuat
bohong atau tidak jujur maka ia adalah penghuni neraka dan mereka akan
memiliki wajah hitam di akhirat kelak.
5. Surat Ibrahim ayat 27
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ
ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
“Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan
yang teguh dalam kehidupan di dunia dan juga di akhirat, dan Allah
menyesatkan orang-orang yang dzalim dan yang berbuat apa yang
dikehendakinya.”
Dijelaskan dari ayat tersebut bahwa orang yang bersikap semaunya dan tidak jujur maka ia akan menjadi orang yang sesat.
Cara membiasakan dan menanamkan diri agar selalu jujur
Menerapakan sikap jujur memang sulit tetapi itu
telah menjadi tuntutan hidup, agar selalu berada dijalan yang benar, yaitu
jalan yang diridhoi Allah SWT. Adapun beberapa cara agar selalu bersikap jujur.
“Carilah teman yang jujur dan hindari teman yang buruk. Carilah lingkungan yang jujur dan
hindari lingkungan yang buruk. Ingat selalu dampak buruk dari ketidakjujuran. Ingat kepada Allah”
Teman memang tak selalu di dekat
kita. Tetapi teman bisa mempengaruhi sikap dan kepribadian kita. Seorang teman
juga memegang faktor penting dalam menjaga sikap. Jika teman kita baik, maka
secara tidak langsung kita terpengaruh oleh sikapnya yang baik. Bahkan teman
yang baik tersebut akan mendorong kearah perilaku yang baik. Jika kita berbuat
kejelakan dihadapan seorang teman yang baik tentunya kita akan merasa malu.
“Wahai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan jadilah kalian
bersama orang-orang yang jujur.”
Dengan hidup dilingkungan masyarakat
yang baik dan kondusif, juga akan memberikan kita suatu sikap hidup yang
menuntut untuk selalu bersikap jujur. Selalu mengingat dampak yang timbul
disetiap perbuatan, tentunya kita akan selalu berhati-hati dalam bertindak.
Disetiap langkah kaki, disetiap gapaian tangan pasti ada resiko yang
menghadang. Entah itu kecil atau besar. Yang terakhir dan yang terpenting ialah
kita selalu mengingat kepada Allah SWT. Dengan begitu kita selalu berpikir
panjang saat ingin melakukan tindakan yang ada dampak positif maupun negatif.
Beberapa dasar.
“Jujurlah kalian dan berpeganglah
selalu dengan kejujuran, niscaya kalian termasuk orang-orang yang jujur dan
akan selamat dari kebinasaan, serta Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan
kelapangan dan jalan keluar dalam berbagai urusan kalian”
Contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari hari
Jujur dalam
perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh sehingga perbuatan
zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi
tabiat bagi dirinya.
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran
karena jujur identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman:
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2016/11/pengertian-jujur-dan-macam-macamnya.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Jujur dalam
perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh sehingga perbuatan
zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi
tabiat bagi dirinya.
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran
karena jujur identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman:
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2016/11/pengertian-jujur-dan-macam-macamnya.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Berperilaku jujur dapat dilakukan di rumah , di sekolah dan di masyarakat.
- Contoh sikap di jujur di rumah :
- Tidak berbohong kepada ayah dan ibu.
- Mengakui kesalahan dan meminta maaf.
- Meminta ijin kepada ayah dan ibu jika keluar rumah.
- Selalu berkata jujur.
2. Contoh sikap di jujur di sekolah :
- Bertanya kepada guru jika belum mengerti.
- Tidak menyontek saat ulangan.
- Meminta ijin jika memakai barang milik teman.
- Tidak berbohong kepada guru dan teman.
- Mengembalikan barang temuan kepada pemiliknya.
- Tidak berlaku curang saat bermain.
- Jika berjanji harus ditepati.
- Tidak mengambil barang milik tetangga.
"Hendaklah kamu selalu jujur , karena kejujuran dapat menunjukkan kepada
kebaikan , sedangkan kebaikan itu menunjukkan surga" (HR Bukhari
Muslim)
Manfaat perilaku jujur dalam kehidupan sehari hari
Sikap jujur merupakan sikap
terpuji yang tentunya banyak sekali manfaatnya apabila kita bisa membiasakan
diri dengan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari. Memang sulit tetapi dengan
sikap jujur kita mudah dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut ini
beberapa mamfaat, apabila kita bisa bersikap jujur:
1.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak merasa di
bebani. Maksudnya bila kita jujur tentunya tidak ada kebohongan yang harus di
tutup-tutupi. Dalam hal lisan secara otomatis dapat berbicara tanpa ada
larangan atau pantangan yang harus dibicarakan dan bisa mengungkapkan kata-kata
secara leluasa dan mencritakan segala yang terjadi. Sedangkan dalam hal
perbuatan tidak ada yang harus disembunyi-sembunyikan. Secara leluasa dapat
bebas melakukan sesuatu tanpa takut ketahuan oleh siapapun.
2.
Timbul rasa percaya diri pada diri sendiri. Merasa
optimis mampu melakukan sesuatunya tanpa ada rasa ragu dalam benak dengan
dasar-dasar yang kuat walaupun hasil yang tidak memuaskan. Segala apapun,
apabila dilakukan dengan rasa percaya diri akan terasa senang karena dapat
sebagai ukuran kemampuaannya. Tentunya dimasa yang akan datang akan sangat mempengaruhi
dalam kehidupan di dalam banyak hal, mulai dari pekerjaan, hubungan keluarga,
hubungan masyarakat, hubungan pertemanan dan banyak lagi.
3.
Bersikap jujur dalam kehidupan masyarakat tentunya
akan banyak membawa dampak positif. Misal saja jika kita jujur dalam hal pemilu
pasti akan tidak ada lagi yang suap menyuap. Fakta dalam masyarakat kalau ada
pemilihan pemimpin baru, entah itu Presiden atau Gubernur atau Bupati hingga
sampai pemilihan ketua RTpun banyak yang melakukan suap agar memenangkan dalam
pemilihan. Bahkan yang menerima itu termasuk sama dengan yang menyuap. Karena
dengan menerima suap tadi, maka dengan terpaksa harus memilih yang sudah
diperintahkan orang yang meyuap, dan bukan dari hati nurani sendiri.
4.
Dampak sikap jujur dalam keluarga tentunya membuat
anggota keluarga tersebut menjadi nyaman, karena antar keluarga dapat
berinteraksi tanpa beban dan saling membantu apabila ada maslah dalam satu
pihak keluarga.
5.
Bagi seorang pelajar tentunya
mempunyai angan-angan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang enak tetepi dapat
menghasilkan uang banyak. Nah, dengan mempunyai perilaku yang jujur tentunya
akan mempermudah untuk mendapatkan dan lebih-lebih menciptakan sebuah pekerjaan
yang di inginkan. Hal ini dikarenakan seseorang yang mempunyai sikap jujur maka
ia akan mudah mengerti jika diberikan sebuah persoalan-persolan yang
ditugaskannya kepada seseorang tersebut. Kemungkinan besar akan mempermudah
menyelesaikan tugas-tugasnya dan cepat tanggap dengan segala masalah-masalah
yang menghadang.
6.
Pada diri pribadi akan timbul sikap yang tidak
selalu bergantung pada orang lain. Akan hidup mandiri.
7. “Melaksanakan
ajaran yang mulia dari agama dan budaya luhur yang dianut oleh bangsa manapun.
Akan dihormati oleh sesama manusia, karena semua orang menghargai kejujuran
yang sejati. Sang generasi akan berani melawan kemungkaran, karena merasa benar
atau tidak bersalah, dengan batinnya yang bening”(1)
8. “Kejujuran
membawa pelakunya bersikap berani, karena ia kokoh tidak lentur, dan karena ia
berpegang teguh tidak ragu-ragu. Karena itu disebutkan dalam salah satu
definisi jujur adalah: berkata benar di tempat yang membinasakan”(2)
9.
Dengan berkikap meupun bersifat jujur
tentunya Allah SWT akan member balasan yang tak terkira oleh kita.
Kesimpulan
Kejujuran merupakan sifat yang tertanam pada diri manusia yang pada dasarnya kemauan pada diri manusia itu sendiri dengan membiasakan diri dan rasa kepercayaan diri yang kuat akan cenderung berdampak positif dari pada negative. Jika menerapkan sikap jujur, secara tidak langsung kita telah melatih kemampuan kita. Sampai dimana kemampuan kita? Itu pernyataan yang akan timbul
"Lebih baik jujur walaupun pahit"
Sumber : http://gigihsetiawan45.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar